Sebagian siswa
sekolah dasar masih menganggap bahwa matematika menjadi pelajaran yang tidak
menyenangkan. Tentu, hal ini akan berdampak pada hasil belajarnya.
Ketidaksukaan siswa akan matematika dapat disebabkan banyak hal, seperti cara
guru mengajar yang kurang tepat, metode pembelajaran yang kurang menarik.
Sesungguhnya, memang matematika mempunyai faktor penyulit bagi yang ingin
mempelajarinya, yakni karakteristik matematika yang abstrak sementara di sisi
lain kemampuan siswa masih dalam tahap operasional konkrit. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi guru agar menjadikan matematika yang abstrak itu
menjadi “nyata” dalam benak siswa. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran atau alat peraga yang sesuai. Selain itu guru perlu
juga menjadikan pembelajarannya agar lebih menarik, misalnya melalui permainan,
mengingat anak sekolah dasar, dalam tahap perkembangan psikologisnya masih
menyukai permainan.
Salah satu permainan tradisional yang terkenal di Indonesia adalah permainan engklek. Permainan engklek adalah permainan populer pada masa kolonial Belanda bernama zondaag mandaag yang kemudian dimainkan oleh anak-anak pribumi sehingga semakin meluas ke tanah air. Permainan yang dilakukan adalah dengan cara melompat pada suatu bidang datar yang digambar di atas tanah dengan membuat gambar kotak-kotak, kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Permainan ini biasanya dilakukan perorangan dan berkelompok, biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan namun tidak jarang juga anak laki-laki. Pada saat bermain engklek anak-anak juga bisa melakukannya sambil belajar.
Pada petak engklek memiliki unsur matematika.
Permainan engklek memuat bangun datar, jaring-jaring, kesebangunan dan
kekongruenan, serta refleksi. Gaco pada permainan engklek memiliki unsur
bangun datar, yaitu menyerupai bangun datar segitiga, trapesium, lingkaran,
persegi, dan lain sebagainya. Selain itu gaco juga memiliki unsur peluang,
misalnya jika terdapat tiga orang pemain dengan urutan pemain pertama, kedua,
dan ketiga, maka terdapat unsur peluang dalam menentukan urutan pemain. Misal
A, B, dan C sedang bermain engklek, kemudian mereka melakukan hompimpa untuk
menentukan pola urutan bermain. Dengan menggunakan rumus permutasi, banyaknya
pola urutan bermain dapat diketahui.