Etika Digital: Peran AI dalam Mendidik Generasi Muda tentang Penggunaan Teknologi yang Bertanggung Jawab
s2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Era digital yang terus berkembang membawa tantangan baru dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal menanamkan nilai-nilai etika digital kepada generasi muda. Program Studi S2 Pendidikan Dasar FIP UNESA, menyoroti pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pembelajaran etika digital yang bertanggung jawab.
Sebagai generasi yang tumbuh di tengah arus teknologi
yang pesat, anak-anak dan remaja sering kali dihadapkan pada berbagai peluang
dan risiko dunia maya. Mulai dari penggunaan media sosial, kecanduan teknologi,
hingga ancaman privasi, semuanya memerlukan pemahaman mendalam mengenai etika
digital. Di sinilah kecerdasan buatan berperan besar, bukan hanya sebagai alat
teknologi, tetapi juga sebagai pendukung pembelajaran yang efektif dan adaptif.
Dengan
algoritma yang canggih, AI mampu mengenali pola perilaku anak dalam penggunaan
teknologi dan memberikan umpan balik yang relevan. Contohnya, aplikasi
pembelajaran berbasis AI dapat memberikan simulasi tentang bahaya berbagi
informasi pribadi secara sembarangan di internet.
Selain itu, AI
juga memungkinkan pengembangan konten pembelajaran yang interaktif dan sesuai
dengan kebutuhan siswa. Aplikasi seperti chatbot edukasi dapat dirancang untuk
menjawab pertanyaan siswa tentang keamanan digital atau memberikan skenario
simulasi untuk memahami konsekuensi dari tindakan online yang tidak etis.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun
memiliki banyak keunggulan, implementasi AI dalam pendidikan etika digital
tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah kesenjangan teknologi di
Indonesia, terutama di daerah pelosok. Perlu
adanya kerja sama
antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan teknologi untuk
memastikan akses yang merata terhadap teknologi pendidikan berbasis AI.
Selain itu, ada
pula risiko bahwa penggunaan AI tanpa pengawasan dapat menimbulkan
ketergantungan teknologi. Untuk itu, peran guru dan orang tua tetap sangat
penting sebagai pengawas utama dalam pembelajaran etika digital.
AI sebatas alat bantu,
nilai moral dan
norma tetap harus diajarkan secara langsung melalui interaksi manusia.
Teknologi tidak boleh menggantikan sentuhan humanis dalam pendidikan.
Menghadirkan Generasi yang Bertanggung Jawab di Dunia
Maya
Perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa membimbing anak-anak untuk
menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan AI,
pendidikan etika digital dapat menjadi lebih efektif dan menarik. Dengan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak,
diharapkan generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi individu yang tidak
hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dalam
menggunakan teknologi untuk kebaikan bersama.
Penulis: Dede Rahayu Adiningtyas