Mengintegrasikan AI untuk Literasi Global: Masa Depan Pendidikan Berkelanjutan

Di era digital ini, literasi global menjadi elemen penting dalam pendidikan. Literasi global melampaui kemampuan membaca dan menulis; ini mencakup pemahaman mendalam tentang isu-isu global, budaya, dan teknologi. Dengan kemajuan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), peluang untuk meningkatkan literasi global semakin terbuka. AI dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran berkelanjutan, terutama dalam mengintegrasikan pendidikan berbasis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Mengapa Literasi Global Penting?
Literasi global adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan
dunia secara holistik. Ini mencakup pemahaman budaya lintas negara, isu-isu
global seperti perubahan iklim, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Pendidikan literasi global memberikan bekal bagi siswa untuk menjadi warga
dunia yang bertanggung jawab dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Penerapan literasi global sesuai dengan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas),
yang menekankan pentingnya pembelajaran yang inklusif, adil, dan mendukung
pengembangan berkelanjutan. AI memungkinkan integrasi literasi global dengan
lebih efektif, melalui pembelajaran yang personal, adaptif, dan berbasis data.
AI sebagai Katalis Literasi Global
AI memiliki kemampuan unik untuk mempersonalisasi pembelajaran, sehingga
siswa dari berbagai latar belakang dapat memahami isu-isu global secara
relevan. Berikut beberapa cara AI mendukung literasi global:
- Akses
Pembelajaran Lintas Budaya.
AI dapat mengintegrasikan elemen-elemen budaya dari berbagai negara ke
dalam kurikulum, memungkinkan siswa memahami keragaman global. Misalnya,
sistem pembelajaran berbasis AI dapat menampilkan cerita dari berbagai
budaya sebagai bagian dari materi pelajaran.
- Penerjemahan
Otomatis. Dengan
teknologi seperti Google Translate dan Microsoft Translator, siswa dapat
mengakses informasi dari berbagai bahasa, meningkatkan kemampuan
komunikasi lintas budaya.
- Simulasi
Dunia Nyata. AI dapat
menciptakan simulasi interaktif untuk mempelajari isu-isu global seperti
dampak perubahan iklim atau konflik internasional, memberikan pengalaman
pembelajaran yang imersif.
AI untuk Literasi Media dan Digital
Dalam era informasi, literasi global juga mencakup kemampuan memilah
informasi yang valid. AI dapat membantu siswa meningkatkan literasi media
melalui:
- Deteksi
Berita Palsu. AI dapat
menganalisis sumber informasi dan memberikan peringatan jika suatu berita
tidak valid.
- Analisis
Data. Sistem berbasis AI
membantu siswa memahami data global dengan visualisasi yang mudah
dimengerti.
Pembelajaran Inklusif dengan AI
AI juga memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang mendapatkan
kesempatan yang sama untuk belajar literasi global. Contohnya:
- Pembelajaran
Berbasis Bahasa Ibu. AI
dapat menerjemahkan materi pembelajaran ke dalam bahasa lokal,
memungkinkan siswa di daerah terpencil belajar tentang isu global dalam
bahasa yang mereka pahami.
- Pembelajaran
untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dengan AI, siswa dengan keterbatasan fisik atau kognitif dapat
mengakses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Studi Kasus: AI untuk Literasi Global di Sekolah
- ViLab oleh
PGSD UNESA. Virtual Lab
ini menggunakan avatar untuk menghubungkan siswa di Indonesia dengan siswa
di Australia, mengajarkan bahasa dan budaya asing sebagai bagian dari
program multiliterasi.
- UNESCO’s
AI for SDGs Program.
Program ini menggunakan AI untuk mengembangkan materi pembelajaran
berbasis SDGs yang dapat diakses oleh siswa di seluruh dunia.
Tantangan dalam Integrasi AI
Meski menjanjikan, penerapan AI dalam literasi global menghadapi
beberapa tantangan, seperti:
- Kesenjangan
Akses Teknologi. Tidak
semua sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai untuk memanfaatkan
AI.
- Privasi
dan Keamanan Data.
Penggunaan AI melibatkan pengumpulan data siswa, yang menimbulkan risiko
terhadap privasi.
- Ketimpangan
Pengetahuan Teknologi.
Guru dan siswa membutuhkan pelatihan untuk menggunakan teknologi berbasis
AI secara efektif.
Rekomendasi untuk Masa Depan
- Pengembangan
Kurikulum Berbasis AI.
Pemerintah dan sekolah perlu bekerja sama untuk mengintegrasikan AI ke
dalam kurikulum yang berorientasi pada literasi global.
- Pelatihan
Guru. Guru harus dilatih
untuk memahami teknologi AI dan menggunakannya dalam pembelajaran.
- Kolaborasi
Global. Program seperti
ViLab perlu diperluas untuk melibatkan lebih banyak negara, sehingga
menciptakan pembelajaran lintas budaya yang lebih luas.
Kesimpulan
Mengintegrasikan AI untuk literasi global adalah langkah strategis dalam
mewujudkan pendidikan berkelanjutan. Dengan kemampuan untuk mempersonalisasi
pembelajaran, meningkatkan literasi media, dan menciptakan pembelajaran lintas
budaya, AI membantu membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global.
Namun, keberhasilan integrasi ini memerlukan kolaborasi antara teknologi,
pendidikan, dan masyarakat global.
Literasi global bukan hanya masa depan pendidikan, tetapi juga kunci
untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan AI
sebagai katalis, pendidikan dasar dapat menjadi motor penggerak perubahan
global.
Referensi
UNESCO. (2023). Artificial intelligence in education: Challenges and
opportunities. UNESCO Publishing.
Zhao, Y. (2017). What works may hurt: Side effects in education. Journal
of Educational Change, 18(1), 1-19. https://doi.org/10.1007/s10833-016-9294-4
Popenici, S. A., & Kerr, S. (2017). Exploring the impact of
artificial intelligence on teaching and learning in higher education. Research
and Practice in Technology Enhanced Learning, 12(1), 22. https://doi.org/10.1186/s41039-017-0062-8
Penulis: Annas Solihin,
S.Pd. (Instagram.com/ka.annas)