Kesehatan Mental Remaja: Mengapa Remaja Rentan Terhadap Gangguan Mental dan Apa yang Dapat Dilakukan?
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s2dikdas.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/da9d84ae-355c-4753-912f-dbc886de2a2b.jpg)
s2dikdas.fip.unesa.ac.id, Surabaya -- Masa remaja merupakan periode transisi
yang penuh tantangan, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Tidak
jarang, remaja merasa kebingungan dalam menghadapi perubahan ini, dan jika
tidak dikelola dengan baik, masalah tersebut bisa berkembang menjadi gangguan
mental. Remaja rentan terhadap gangguan mental karena mereka tengah berada di
usia yang sensitif, di mana perasaan, identitas, dan hubungan sosial mereka
sedang terbentuk. Kesehatan mental yang buruk dapat memengaruhi perkembangan
mereka secara keseluruhan, termasuk prestasi akademik dan hubungan dengan teman
serta keluarga.
Ada beberapa faktor yang membuat remaja lebih rentan terhadap gangguan
mental. Salah satunya adalah tekanan sosial yang mereka hadapi, baik dari teman
sebaya, keluarga, maupun media sosial. Tekanan untuk memenuhi harapan tertentu
atau membandingkan diri dengan orang lain bisa menyebabkan perasaan cemas,
rendah diri, dan depresi. Selain itu, perubahan hormon yang terjadi selama masa
pubertas juga dapat memengaruhi suasana hati dan kestabilan emosional remaja.
Kelelahan akibat tuntutan akademik atau masalah hubungan dengan orang tua juga
seringkali menambah beban mental yang mereka alami.
Kecemasan dan depresi adalah gangguan mental yang paling umum dialami oleh
remaja. Perasaan cemas yang berlebihan tentang masa depan, seperti ujian atau
hubungan dengan teman, sering kali disertai dengan gejala fisik, seperti
gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan minat pada kegiatan yang dulu disukai.
Depresi, di sisi lain, bisa muncul dalam bentuk perasaan putus asa, kehilangan
minat, atau bahkan perasaan ingin menyakiti diri sendiri. Jika tidak segera
ditangani, kondisi ini bisa memperburuk kesehatan mental remaja dalam jangka
panjang.
Namun, ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi
gangguan mental pada remaja. Orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar
memiliki peran penting dalam mendukung remaja melalui masa-masa sulit ini.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan komunikasi yang
terbuka dan mendukung. Remaja perlu merasa bahwa mereka dapat berbicara dengan
orang dewasa tentang perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau diabaikan.
Selain itu, mengajarkan remaja keterampilan untuk mengelola stres dan emosi
juga sangat penting. Teknik-teknik seperti meditasi, olahraga, atau kegiatan
kreatif dapat membantu meredakan tekanan dan meningkatkan kesejahteraan
emosional. Menjaga keseimbangan antara waktu belajar, bermain, dan istirahat
juga sangat penting untuk mencegah kelelahan mental.
Dalam beberapa kasus, jika gangguan mental remaja sudah cukup parah, mencari
bantuan profesional adalah langkah yang bijak. Terapi psikologis, seperti
terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu remaja memahami dan mengubah
pola pikir negatif yang berkontribusi terhadap kecemasan atau depresi mereka.
Psikoterapi memberikan ruang bagi remaja untuk mengeksplorasi perasaan mereka
dan belajar cara menghadapinya dengan cara yang lebih sehat.
Secara keseluruhan, menjaga kesehatan mental remaja adalah tanggung jawab bersama. Dengan memberikan dukungan emosional yang tepat, mengajarkan keterampilan hidup yang berguna, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan, kita dapat membantu remaja untuk melewati masa-masa sulit ini dengan lebih baik. Karena, kesehatan mental yang baik tidak hanya mendukung kesejahteraan remaja di masa sekarang, tetapi juga membentuk masa depan mereka yang lebih positif.