Kreativitas atau Distraksi? TikTok sebagai Media Ekspresi Siswa SD

s2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA--- TikTok, platform media sosial yang menawarkan berbagai fitur kreatif, kini menjadi ruang ekspresi yang digemari siswa Sekolah Dasar (SD). Namun, di balik manfaatnya untuk meningkatkan kreativitas, aplikasi ini juga memunculkan kekhawatiran tentang waktu yang terbuang dan potensi gangguan dalam proses belajar.
TikTok memungkinkan siswa SD untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui video pendek. Beragam fitur seperti efek visual, musik, dan tantangan (challenges) memberi ruang bagi anak-anak untuk mencoba ide-ide baru. Banyak siswa yang memanfaatkan platform ini untuk membuat konten seperti tarian, seni digital, atau tutorial sederhana.
Dr. Andini Kusuma, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya, menjelaskan bahwa TikTok dapat membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan berpikir kreatif. “Anak-anak bisa belajar bagaimana menyusun konsep, mengedit video, hingga berkolaborasi dengan teman-temannya,” ujarnya.
Namun, sisi negatifnya tidak bisa diabaikan. Waktu yang dihabiskan untuk menonton konten sering kali berlebihan, mengurangi fokus siswa pada tugas sekolah dan aktivitas lainnya. Selain itu, tidak semua konten di TikTok cocok untuk usia mereka, sehingga pengawasan dari orang tua dan pendidik sangat diperlukan.
Keseimbangan antara Kreativitas dan Distraksi
Beberapa sekolah mulai mengintegrasikan media sosial, termasuk TikTok, sebagai bagian dari kegiatan belajar untuk memanfaatkan popularitas platform tersebut. Namun, penting untuk memastikan penggunaan yang terarah dan sesuai usia.
Guru juga dapat menggunakan TikTok sebagai media pembelajaran yang menarik, misalnya membuat video edukatif atau tantangan yang mendukung materi pelajaran. Dengan cara ini, siswa dapat belajar sekaligus bersenang-senang.
TikTok sebagai media ekspresi memiliki potensi besar jika digunakan dengan bijak. Siswa SD dapat memanfaatkan platform ini untuk menggali kreativitas mereka, namun pengawasan dan panduan tetap menjadi kunci agar penggunaan TikTok tidak berubah menjadi distraksi yang merugikan.