Memanfaatkan Momen Ramadhan untuk Meningkatkan Literasi Keagamaan di Sekolah Dasar

s2dikdas.fip.unesa.ac.id, Surabaya – Bulan Ramadhan adalah
kesempatan istimewa yang menawarkan banyak pelajaran spiritual dan moral.
Ramadhan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi keagamaan siswa Sekolah
Dasar (SD). Dalam literasi keagamaan mencakup kemampuan untuk membaca dan
memahami literatur Islam serta pembentukan sikap dan nilai-nilai yang sesuai
dengan ajaran agama.
Salah satu cara meningkatkan literasi
keagamaan adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran agama ke dalam berbagai
aktivitas di sekolah. Misalnya, siswa dapat diajak membaca dan memahami kisah
nabi dan cerita Islam yang mengandung nilai moral. Selain itu, kegiatan tadarus
Al-Qur'an dapat dimasukkan ke dalam pelajaran. Hal ini akan dapat membantu
siswa belajar huruf Arab, memahami makna ayat, dan mulai membaca Al-Qur'an
sejak usia dini. Selain membaca, kegiatan menulis dapat membantu meningkatkan
literasi keagamaan. Guru dapat mengajak siswa menulis refleksi Ramadhan,
seperti pengalaman mereka selama berpuasa, kisah kebaikan inspiratif, atau
surat untuk diri sendiri tentang resolusi setelah Ramadhan. Dengan cara ini, siswa
tidak hanya akan memahami ajaran agama secara teoritis, tetapi juga akan mampu
merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Praktik langsung, seperti berbagi
dengan sesama melalui program sedekah dan berbuka puasa bersama, adalah
kegiatan lain yang dapat dilakukan. Pengalaman ini akan mengajarkan makna
kepedulian sosial dan empati, yang merupakan komponen penting dari literasi
keagamaan.
Pembelajaran di bulan Ramadhan dapat
menjadi lebih menarik bagi siswa dengan menggunakan pendekatan yang
menyenangkan dan edukatif. Ramadhan adalah kesempatan yang bagus bagi sekolah
untuk mempelajari nilai-nilai keagamaan dengan lebih baik. Siswa dapat belajar
tentang ajaran agama dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
melalui berbagai aktivitas. Pengetahuan ini berkontribusi pada pembentukan
generasi yang cerdas secara akademik dan memiliki pemahaman agama yang kuat.
Dengan demikian, sekolah bertanggung jawab untuk menanamkan moralitas pada
siswa sejak usia dini.
Penulis: Sabila Widyawati
Dokumentasi: Freepik