Membangun Rasa Empati dan Kepedulian dalam Pembelajaran Sehari-hari

s2dikdas.fip.unesa.ac.id, Surabaya – Pembelajaran di era digital yang serba
cepat ini harus menanamkan nilai-nilai empati dan kepedulian selain
keterampilan kognitif. Kepekaan sosial tidak berarti kemampuan akademik yang
tinggi. Oleh karena itu, menumbuhkan empati dalam pembelajaran sehari-hari
adalah salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan modern. Empati adalah
kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam
pendidikan, empati membantu siswa untuk lebih menghargai perbedaan, bekerja
sama dengan baik, dan membuat lingkungan belajar yang positif dan inklusif.
Siswa yang memiliki empati juga cenderung lebih mudah membangun hubungan sosial
yang sehat dan menyadari kebutuhan orang lain.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk
meningkatkan empati saat berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran
sehari-hari. Pertama, pembelajaran berbasis cerita dapat membantu siswa
memahami berbagai sudut pandang melalui imajinasi mereka. Mereka dapat lebih
memahami perasaan dan pengalaman orang lain dengan membaca atau mendengar
cerita yang menggambarkan berbagai latar belakang sosial. Kedua, berbicara dan
merenungkan masalah sosial yang relevan dapat meningkatkan pemahaman emosional
siswa. Guru dapat mengajak mereka merenungkan emosi mereka jika mereka berada
dalam situasi yang sama.
Ketiga, siswa akan belajar untuk memahami
kebutuhan orang lain dan berkontribusi secara langsung dengan proyek sosial
sekolah seperti penggalangan dana, kunjungan ke panti asuhan, atau kampanye
lingkungan. Pembelajaran kolaboratif melalui kerja kelompok mengajarkan mereka
untuk mendengarkan, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain.
Interaksi yang sehat dalam kelompok juga dapat menumbuhkan rasa saling
menghormati dan bekerja sama.
Menanamkan rasa kepedulian dan empati dalam
pembelajaran tidak hanya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih damai,
tetapi juga membentuk generasi yang lebih peduli satu sama lain. Sekolah dapat
membantu membangun siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga
peduli terhadap orang lain dengan menggunakan berbagai pendekatan di atas.
Bagaimanapun, pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang
cara kita berinteraksi dan berperilaku dengan orang lain.
Penulis: Sabila Widyawati
Dokumentasi: Freepik