Pantang Menyerah, Antarkan Khoirotul Ula Menjadi Wisudawati Terbaik Unesa
S2dikdas.fip.unesa.ac.id,SURABAYA- Selasa, 10
Oktober 2023, Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Wisuda Periode 108
yang diikuti oleh wisudawan Sarjana, Magister, dan Doktor.
Pada wisuda periode 108, salah satu mahasiswa S2
Pendidikan Dasar FIP Unesa Khoirotul Ula meraih predikat “Wisudawati Terbaik”
Universitas pada jenjang Magister. Mengenal lebih dalam tentang wisudawati
terbaik, perempuan kelahiran Lamongan 1 Januari 1997 berhasil menjadi
wisudawati terbaik di prodi S2 Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Mahasiswi alumni prodi Bimbingan dan Konseling Islam UINSA itu meraih IPK
Cumlaud 3,97. “Saya tidak pernah menyangka akan di posisi ini, karena gak ada
target kesana, gak ada pernah ambisi kesana” tuturnya.
Namun siapa sangka, kegigihan Ula mengantarkan
dirinya ke pencapaian yang tidak semua orang dapatkan. Bagaimana tidak, setiap
harinya, ia harus wira wiri untuk mengajar di salah satu TK yang terletak di
Surabaya. Siangnya, ia harus berkuliah hingga malam, kemudian melanjutkan
kembali dengan mengajar les di rumahnya. “Pinter-pinter manajemen waktu, gak ada waktu buat
males-malesan” ucapnya.
Dia bercerita, ketika akan menuntaskan tesisnya, akan menambah semester. Sebab, dosen pembimbingnya menuturkan kepadanya, tidak cukup dengan waktu satu semester untuk melanjutkan di bab 4 hingga 5. Tetapi keajaiban datang. Ketika orang tua Ula pergi haji, tenggat waktu kurang dari 1 bulan, tesis itu telah selesai. Angin segar kebahagiaan itu tidak dapat dibendung oleh Ula. Tepat tanggal 4 Juli 2023, Ula lulus dari magister prodi Pendidikan Dasar. “Wah, ini hebat ya. Padahal semua itu dari restu orang tua dan campur tangan Allah. Gak bisa itu hasil sendiri, jadi ya semuanya kehendak Allah. Sebuah keberuntungan, hadiah Allah” ungkapnya.
Dari keberhasilannya meraih itu, Perempuan kelahiran
Lamongan, 1 Januari 1997, tidak menampik terkadang rasa malas itu menerpa
dirinya. Kendati demikian, Ula senantiasa berusaha untuk belajar dengan gigih.
Kebiasaan itu terus ia lakukan, hingga menyandang status magister.
Padahal, Alumni Bimbingan dan Konseling Islam, UINSA
itu awalnya ragu-ragu untuk mendaftar dengan prodi yang tidak linier. Bahkan,
membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memilih. “bukan niat nyari sesuatu, nyari ilmu, dan
menghilangkan kebodohan” terangnya.
Usai mendapat gelar
magister, Ula akan berfokus untuk mendedikasikan diri sebagai guru TK. Ia tidak
ingin jeda terlebih dahulu terkait karir akedemik. “Jika saya pun mendapat beasiswa,
akan saya pikirkan terlebih dahulu. Keberhasilan saya ini bukan dari saya saja
ya, tetapi adanya campur tangan dan doa dari orang tua” terangnya.
Semoga predikat yang diraih Khoirotul Ula dapat menjadi pintu untuk terciptanya penerus bangsa yang hebat & berkualitas.
Penulis : Riska, Lailia dan Rifka.