Pembiasaan Ibadah di Sekolah Dasar untuk Membentuk Karakter Religius
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s2dikdas.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/a9a9dcc1-3e5a-4ab1-b6d9-056ea743eaca.jpg)
s2dikdas.fip.unesa.ac.id,
Surabaya -- Pembiasaan ibadah di sekolah dasar menjadi salah satu strategi
efektif dalam membentuk karakter religius siswa sejak dini. Berbagai kegiatan
keagamaan seperti shalat dhuha, doa pagi, dan mengaji bersama diterapkan di
sekolah-sekolah untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan
sehari-hari.
Shalat dhuha telah menjadi rutinitas sebelum memulai pelajaran. Kegiatan ini
tidak hanya melatih kedisiplinan siswa tetapi juga membangun kebiasaan
beribadah sejak kecil. Pembiasaan ini membantu siswa untuk lebih fokus dalam
belajar dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka.
Selain shalat dhuha, doa pagi bersama juga menjadi bagian dari pembelajaran
karakter di sekolah dasar. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebelum pelajaran
dimulai, dipimpin oleh guru atau siswa secara bergantian. Doa pagi tidak hanya
mengajarkan siswa untuk bersyukur tetapi juga membangun kebiasaan berdoa dalam
kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, beberapa sekolah juga mengadakan kegiatan mengaji bersama
pada waktu tertentu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap ajaran agama serta melatih mereka dalam membaca kitab suci dengan baik
dan benar. Mengaji bersama menjadi bagian dari program sekolah untuk menanamkan
kecintaan terhadap Al-Qur'an.
Pembiasaan ibadah ini tidak hanya membentuk karakter religius, tetapi juga
meningkatkan rasa kebersamaan dan kedisiplinan siswa. Orang tua pun merasakan
dampaknya, karena anak-anak mulai membiasakan diri untuk beribadah di rumah.
Dengan program yang konsisten dan dukungan dari semua pihak, pendidikan
karakter berbasis religius di sekolah dasar dapat menjadi fondasi yang kuat
bagi perkembangan moral generasi muda.