Penerapan AI untuk Meningkatkan Kesadaran Budaya Lewat Pembelajaran Berbasis Etnopedagogi
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s2dikdas.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/8ec18062-cd9b-40fe-8908-f0dacc41bae6.jpg)
S2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA- Di era globalisasi, identitas budaya seringkali tergerus arus modernisasi. Pendidikan berbasis pedagogi etnis hadir sebagai solusi pelestarian nilai-nilai budaya lokal dengan mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan. Namun tantangan utama pendekatan ini terletak pada kurangnya sumber daya dan terbatasnya akses untuk menemukan dan menyebarkan materi budaya yang relevan. Di sinilah Kecerdasan Buatan (AI) berperan. Dengan kemampuannya mengolah data secara cepat dan mendalam, AI dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran berbasis etnopedagogi, baik dalam pengumpulan, penyusunan, dan pendistribusian materi pembelajaran.
Konsep Dasar Etnopedagogi
Etnopedagogi merupakan metode pendidikan yang menggunakan kearifan lokal sebagai landasan pembelajaran. Dalam konteks ini, nilai-nilai budaya lokal, tradisi dan sejarah dijadikan sebagai sumber utama pembentukan karakter dan persepsi siswa. Pendekatan ini cocok dilakukan di Indonesia, negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dari Sabang hingga Merauke. Namun, tantangan muncul ketika pendekatan ini tidak memiliki dukungan teknologi untuk menjangkau khalayak yang lebih luas atau memperbarui materi agar tetap relevan.
Peran AI dalam pembelajaran berbasis etnografi
AI dapat diterapkan
pada beberapa aspek pembelajaran berbasis etnografi, antara lain:
- Mendigitalkan dan
menganalisis data budaya
AI dapat membantu digitalisasi naskah kuno, cerita rakyat, lagu daerah, dan tradisi lokal. . Teknologi pengenalan teks (OCR) dapat digunakan untuk mengubah naskah fisik menjadi dokumen digital. AI juga mampu menganalisis pola, tema, dan konteks budaya dari data tersebut untuk menyusun materi pembelajaran yang sistematis.
- Personalisasi
Pembelajaran
AI dapat menciptakan sistem pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Misalnya, siswa dari Sumatera Barat dapat memperoleh materi yang lebih relevan dengan budaya Minangkabau, sedangkan siswa dari Papua dapat belajar lebih banyak tentang budaya lokal.
- Menggunakan Teknologi
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
Dengan bantuan AI, pembelajaran budaya dapat dibuat lebih menarik melalui simulasi interaktif. Misalnya, siswa dapat memanfaatkan virtual reality untuk “berkeliling” Candi Borobudur, mempelajari proses upacara adat di Bali, atau memahami teknik menenun tradisional Sumba secara online.
- Pengembangan chatbot
budaya
Chatbot berbasis AI dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan siswa tentang budaya tertentu. Chatbot ini juga dapat digunakan dalam bahasa daerah sehingga membantu melestarikan bahasa daerah yang mulai hilang.
Studi kasus: Penerapan AI di sekolah menengah
Misalnya, sebuah sekolah di Yogyakarta menerapkan sistem pembelajaran berdasarkan pedagogi etnis dengan bantuan AI. Dalam program ini, AI digunakan untuk mengumpulkan data sejarah lokal dari perpustakaan dan arsip daerah. Data ini kemudian diolah menjadi modul pembelajaran interaktif yang dapat diakses melalui aplikasi ponsel. Selain itu, para siswa juga merasakan simulasi AR yang menampilkan tradisi membatik secara real time. Hasilnya, kesadaran budaya siswa meningkat sebesar 30% setelah tiga bulan pelaksanaan program.
Manfaat dan tantangan
Manfaat
● Melestarikan budaya lokal:
AI mempermudah pencatatan dan penyebaran pengetahuan lokal.
● Efisiensi dan aksesibilitas:
Dokumen budaya dapat dilihat dengan lebih cepat dan luas.
● Motivasi Belajar: Media interaktif berbasis teknologi meningkatkan minat siswa.
Tantangan
● Ketersediaan Data:
Data budaya yang terbatas atau tidak terstruktur merupakan hambatan utama.
● Kesenjangan teknologi:
Tidak semua sekolah memiliki akses terhadap teknologi AI.
● Etika dan keamanan: Penggunaan AI harus mematuhi prinsip etika, khususnya dalam pengumpulan dan penggunaan data budaya.
Penerapan AI dalam
pembelajaran berbasis pedagogi etnis menawarkan peluang besar untuk
melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan kesadaran budaya generasi
muda. Namun keberhasilan penerapannya memerlukan kerja sama antara pemerintah,
lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah dapat berperan dengan
menyediakan infrastruktur teknologi dan peraturan, sementara masyarakat dapat
membantu dengan menyediakan data budaya yang kaya dan beragam.
###
Penulis : Reynaldo
Gambar : Pinterest