Pengaruh Cerita dan Dongeng Religius dalam Pembentukan Karakter Anak
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s2dikdas.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/7b976858-c708-4029-9fab-036857a12411.jpg)
s2dikdas.fip.unesa.ac.id,
Surabaya -- Cerita dan dongeng religius memiliki peran penting dalam membentuk
karakter anak sejak usia dini. Melalui kisah-kisah yang sarat dengan nilai
moral dan ajaran keagamaan, anak-anak dapat belajar tentang kejujuran,
kesabaran, tolong-menolong, serta kebaikan hati.
Dongeng religius sering kali mengajarkan nilai-nilai luhur melalui
tokoh-tokoh yang menjadi panutan. Anak-anak yang mendengar atau membaca
cerita-cerita tersebut akan lebih mudah memahami makna perbuatan baik dan buruk
dalam kehidupan sehari-hari. Kisah tentang kesabaran seorang nabi, kejujuran
seorang sahabat, atau kedermawanan seorang tokoh dalam sejarah keagamaan dapat
menjadi inspirasi bagi mereka.
Selain itu, penyampaian cerita yang menarik dan mudah dipahami membuat
nilai-nilai moral lebih mudah terserap oleh anak-anak. Ketika mereka mendengar
cerita dari orang tua atau guru, mereka tidak hanya memahami isi cerita, tetapi
juga merasakan emosi yang terkandung di dalamnya. Hal ini membantu mereka
mengembangkan empati dan kepedulian terhadap sesama.
Pembiasaan mendengarkan dan membaca cerita religius juga dapat membentuk
kebiasaan berpikir positif dan memperkuat keyakinan anak terhadap nilai-nilai
yang mereka pelajari. Dengan cerita yang inspiratif, mereka terdorong untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah
maupun di lingkungan keluarga.
Sebagai bagian dari pendidikan karakter, penggunaan cerita dan dongeng
religius dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah sebaiknya terus
dilestarikan. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak dapat tumbuh menjadi
individu yang berakhlak mulia dan memiliki karakter yang kuat sesuai dengan
ajaran agama.