AI dan Konservasi Budaya Lokal: Perspektif Baru dalam Pengembangan Pendidikan Etnopedagogi
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s2dikdas.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/36d7bc01-a2c3-4053-b20f-ac7929f7a0b0.jpg)
S2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA- Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuka peluang baru dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pelestarian budaya lokal. Dalam konteks pendidikan khususnya etnopedagogi, AI dapat menjadi alat inovatif untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam program sekolah modern. Pedagogi etnografi, sebagai metode pendidikan yang berfokus pada warisan budaya dan tradisi lokal, kini berpeluang untuk berkembang lebih jauh dengan dukungan teknologi tersebut.
AI sebagai penjaga identitas budaya
Budaya lokal seringkali menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya di era globalisasi. Generasi muda cenderung terpapar budaya pop global, yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari warisan lokal. Dalam hal ini, AI dapat berperan sebagai penjaga identitas budaya dengan mendigitalkan dan merekam tradisi lokal, seperti cerita rakyat, musik, tari, dan bahasa daerah.
Misalnya, aplikasi berbasis AI seperti pemrosesan bahasa alami (NLP) dapat digunakan untuk meneliti, mendokumentasikan, dan revitalisasi bahasa daerah yang terancam punah. Teknologi ini mampu menganalisis pola bahasa, membuat aplikasi pembelajaran bahasa interaktif, dan membuat teks atau cerita dengan menggunakan bahasa tersebut. Oleh karena itu, AI tidak hanya membantu melestarikan budaya lokal tetapi juga menjadikannya relevan dan menarik bagi generasi muda.
Mengintegrasikan AI ke dalam pendidikan pedagogi etnis
Di bidang pendidikan,
AI dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif
dan mendalam tentang budaya lokal. Beberapa penerapan AI dalam pendidikan
pedagogi etnis antara lain:
- Pembuatan konten digital: Teknologi AI dapat digunakan untuk membuat simulasi visual atau audio tentang lokasi kehidupan masyarakat adat, ritual tradisional, atau legenda lokal. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami budaya lokal melalui pengalaman virtual yang mendalam.
- Platform pembelajaran adaptif: AI dapat digunakan untuk membuat platform pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dengan penekanan pada materi budaya lokal. Sistem ini dapat merekomendasikan materi atau latihan pendidikan berdasarkan minat dan tingkat pemahaman siswa.
- Menggunakan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR): Menggabungkan AI dengan teknologi VR dan AR dapat memberi siswa pengalaman langsung untuk "menjelajahi" situs budaya atau berinteraksi dengan artefak budaya, meskipun sebenarnya tidak. secara fisik di sana.
Tantangan dan peluang
Meskipun AI menawarkan berbagai peluang, penerapannya dalam pelestarian budaya lokal dan pendidikan pedagogi etnis juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah terbatasnya infrastruktur dan akses terhadap teknologi di daerah terpencil dimana budaya lokal sering mengakar. Ada juga kekhawatiran mengenai dominasi teknologi terhadap nilai-nilai tradisional, yang dapat mengurangi signifikansi budaya jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Namun, melalui kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal, tantangan-tantangan ini dapat diatasi. Misalnya, pemerintah dapat mendukung pengembangan proyek digitalisasi budaya lokal melalui pendanaan atau kebijakan strategis. Di sisi lain, masyarakat lokal harus berpartisipasi sebagai mitra aktif dalam proses ini untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang menghormati dan memperkuat identitas budaya mereka.
Masa depan pedagogi etnis dengan AI
Mengintegrasikan AI ke dalam pedagogi etnis tidak hanya soal memperkenalkan teknologi tetapi juga membuka peluang untuk membangun jembatan antara tradisi dan modernitas. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat membantu memastikan generasi masa depan tetap terhubung dengan akar budaya mereka, sekaligus membekali mereka dengan keterampilan yang tepat untuk era digital.
Pendidikan etnografi
berbasis AI tidak hanya akan menjadi alat pelestarian budaya tetapi juga
platform untuk menciptakan dialog antar generasi yang memperkaya pemahaman kita
tentang identitas lokal dalam konteks global yang dinamis. Dengan cara ini, AI
menjadi mitra penting dalam perjalanan melestarikan budaya lokal menuju masa
depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
###
Penulis : Reynaldo
Gambar : Pinterest