Lebih dari Sekadar Tunjangan: Arti Kenaikan Gaji Bagi Guru Honorer

Guru honorer sering disebut sebagai pilar pendidikan yang tak terlihat. Mereka berada di garda terdepan dunia pendidikan, mengisi kekosongan tenaga pengajar di berbagai pelosok negeri. Namun, realitas yang dihadapi guru honorer sering kali tak sebanding dengan tanggung jawab besar yang mereka emban. Dengan gaji yang jauh dari kata layak, banyak guru honorer harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam beberapa tahun terakhir, wacana kenaikan gaji bagi guru honorer
kembali menjadi sorotan. Kebijakan ini tidak hanya berbicara soal angka di atas
kertas, tetapi juga mencerminkan pengakuan terhadap peran mereka dalam
membangun generasi muda. Artikel ini akan mengeksplorasi makna kenaikan gaji
bagi guru honorer, dampaknya terhadap kehidupan mereka, serta tantangan yang
dihadapi dalam implementasinya.
Potret Guru Honorer di Indonesia
Guru honorer adalah mereka yang mengabdi di institusi pendidikan tanpa
status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Berdasarkan data Kemendikbudristek
pada 2022, lebih dari 700.000 guru honorer aktif mengajar di berbagai jenjang
pendidikan. Namun, mayoritas dari mereka menerima gaji yang jauh di bawah
standar upah minimum regional (UMR).
Dalam tulisan oleh Lifepal.co.id, bahwa rata-rata pendapatan guru
honorer hanya sekitar Rp500.000 hingga Rp1.000.000 per bulan. Angka ini sering
kali tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk
pengembangan profesional seperti membeli buku atau mengikuti pelatihan.
Arti Kenaikan Gaji: Lebih dari Sekadar Penghargaan Finansial
Kenaikan gaji bagi guru honorer bukan hanya soal nominal, tetapi juga
simbol pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam studi yang dilakukan oleh Nawawi
(2022), ditemukan bahwa kesejahteraan finansial memiliki dampak signifikan
terhadap motivasi kerja guru. Guru yang merasa dihargai secara finansial
cenderung lebih termotivasi dalam mengajar dan berinovasi dalam metode
pengajaran.
Kenaikan gaji juga memberikan peluang bagi guru honorer untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan pendapatan yang lebih layak, mereka
dapat mengurangi stres akibat tekanan finansial dan lebih fokus pada tugas
mengajar. Lebih jauh lagi, kenaikan gaji memungkinkan mereka untuk mengakses
pelatihan profesional yang mendukung peningkatan kompetensi.
Dampak Kenaikan Gaji pada Kualitas Pendidikan
Guru honorer sering kali mengajar di daerah terpencil yang minim
fasilitas. Dalam kondisi seperti ini, motivasi kerja menjadi faktor penting
untuk menjaga kualitas pengajaran. Penelitian oleh Hanushek dan Rivkin (2006)
menegaskan bahwa kesejahteraan guru memiliki korelasi langsung dengan hasil
belajar siswa.
Dengan kenaikan gaji, guru honorer dapat lebih fokus pada tanggung jawab
profesional mereka tanpa harus mencari pekerjaan tambahan. Studi oleh Rohim et
al. (2023) menunjukkan bahwa guru honorer yang memiliki pendapatan memadai
cenderung lebih berkomitmen dalam mengembangkan kurikulum lokal dan mendukung
kebutuhan belajar siswa.
Tantangan Implementasi Kebijakan Kenaikan Gaji
Meskipun manfaatnya jelas, implementasi kebijakan kenaikan gaji bagi
guru honorer bukanlah perkara mudah. Salah satu tantangan utama adalah
keterbatasan anggaran. Pemerintah daerah sering kali kesulitan menyediakan dana
tambahan untuk menggaji guru honorer sesuai standar yang diusulkan.
Selain itu, perbedaan status antara guru honorer dan ASN juga
menimbulkan kesenjangan. Dalam laporan oleh Andina & Arifa (2021),
disebutkan bahwa guru honorer sering kali merasa tidak dihargai karena status
mereka dianggap “tidak resmi.” Oleh karena itu, kebijakan kenaikan gaji perlu
diikuti dengan langkah-langkah untuk meningkatkan pengakuan terhadap status
profesional guru honorer.
Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Kebijakan
- Pengintegrasian
Anggaran Nasional dan Daerah - Pemerintah pusat perlu memberikan dukungan anggaran kepada
pemerintah daerah untuk memastikan implementasi kenaikan gaji berjalan
merata. Langkah ini juga harus disertai dengan pengawasan ketat untuk
mencegah penyalahgunaan dana.
- Pelatihan
dan Sertifikasi bagi Guru Honorer - Selain kenaikan gaji, pelatihan dan sertifikasi profesional
perlu diutamakan. Dengan kompetensi yang lebih baik, guru honorer dapat
memberikan dampak yang lebih besar pada pendidikan siswa.
- Pemberian
Status yang Lebih Setara
- Langkah untuk memperbaiki status guru honorer juga perlu dilakukan.
Program pengangkatan guru honorer menjadi ASN, seperti yang telah dirintis
melalui seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), adalah
salah satu solusi jangka panjang.
Efek Jangka Panjang bagi Pembangunan Pendidikan
Dampak kenaikan gaji bagi guru honorer tidak hanya dirasakan oleh
individu guru, tetapi juga oleh sistem pendidikan secara keseluruhan. Dengan
guru yang lebih sejahtera, kualitas pendidikan di daerah terpencil dapat
meningkat secara signifikan.
Studi oleh Woessmann (2016) menunjukkan bahwa peningkatan kualitas guru
dapat berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa secara nasional. Dalam
konteks Indonesia, hal ini relevan dengan upaya pemerintah untuk mencapai
target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs),
khususnya dalam memastikan akses pendidikan berkualitas bagi semua anak.
Kesimpulan
Kenaikan gaji bagi guru honorer adalah langkah strategis yang
mencerminkan penghargaan terhadap peran mereka dalam dunia pendidikan. Lebih
dari sekadar tunjangan finansial, kebijakan ini memberikan pengakuan, motivasi,
dan peluang bagi guru honorer untuk berkembang secara profesional.
Namun, keberhasilan kebijakan ini membutuhkan dukungan yang lebih luas,
termasuk integrasi anggaran, pengembangan kompetensi, dan perbaikan status
profesional guru honorer. Dengan pendekatan yang holistik, kenaikan gaji guru
honorer tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mereka, tetapi juga pada
kualitas pendidikan nasional.
Referensi
Hanushek, E. A., & Rivkin, S. G. (2006). Teacher quality. Handbook
of the Economics of Education, 2, 1051-1078. https://books.google.co.id/books?id=KgCoEAAAQBAJ&lpg=PP1&ots=Hso95ypm0Q&dq=Teacher%20quality.%20Handbook%20of%20the%20Economics%20of%20Education&lr&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=Teacher%20quality.%20Handbook%20of%20the%20Economics%20of%20Education&f=false
Nawawi, M. S.
(2022). Pengaruh sertifikasi guru terhadap kompetensi, motivasi dan
kesejahteraan guru, serta pengaruh ketiganya terhadap kinerja guru (suatu
kajian studi literatur review ilmu manajemen sumber daya manusia dan manajemen
keuangan). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1),
323-336.
Daftar Gaji Guru
Honorer untuk SD, SMP dan SMA Terbaru – Lifepal. https://lifepal.co.id/media/gaji-guru-honorer-indonesia/
diakses pada 29 November 2024
Andina, E., &
Arifa, F. N. (2021). Problematika Seleksi dan Rekrutmen Guru Pemerintah di
Indonesia. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 12(1),
85-105. https://doi.org/10.46807/aspirasi.v12i1.2101
Rohim, S., Surip,
M., Lubis, M. J., & Fardian Gafari, M. O. (2023). Leadership contribution
and organizational commitment on the work achievement of the school principals
and teachers in high schools in Medan. Cogent Education, 10(2),
2239595. https://doi.org/10.1080/2331186X.2023.2239595
Woessmann, L. (2016). The importance of school systems: Evidence from
international differences in student achievement. Journal of Economic
Perspectives, 30(3), 3-32. https://doi.org/10.1257/jep.30.3.3
Penulis: Annas Solihin, S.Pd.