Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Menanamkan Karakter Religius di Sekolah Dasar
s2dikdas.fip.unesa.ac.id,
Surabaya -- Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) menjadi salah
satu metode efektif dalam menanamkan karakter religius pada siswa sekolah
dasar. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis
tentang nilai-nilai keagamaan, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan nyata
melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.
Salah satu contoh proyek yang dapat diterapkan adalah kegiatan bakti sosial.
Dalam proyek ini, siswa diajak untuk berbagi dengan sesama melalui penggalangan
donasi, kunjungan ke panti asuhan, atau pemberian bantuan kepada masyarakat
yang membutuhkan. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang kepedulian,
empati, dan nilai berbagi yang menjadi bagian dari ajaran agama.
Selain bakti sosial, proyek berbasis nilai-nilai keagamaan juga dapat
diwujudkan dalam bentuk program berbagi makanan gratis. Misalnya, siswa bersama
guru dan orang tua menyiapkan makanan untuk dibagikan kepada masyarakat
sekitar. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan pentingnya berbagi rezeki, tetapi
juga menumbuhkan rasa syukur dan kesadaran sosial dalam diri anak-anak.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah penyelenggaraan kajian keagamaan
atau lomba hafalan kitab suci. Dengan mengadakan proyek seperti ini, siswa
tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka terhadap ajaran agama, tetapi juga
melatih keberanian dan kepercayaan diri dalam menyampaikan nilai-nilai
keagamaan kepada orang lain.
Melalui pembelajaran berbasis proyek yang berfokus pada nilai-nilai
religius, siswa dapat menginternalisasi ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan dukungan sekolah dan orang tua, metode ini dapat menjadi
langkah efektif dalam membentuk karakter religius yang kuat pada anak sejak
usia dini.