Pendidikan multikultural: membangun pemahaman dan toleransi antarbudaya

S2diksas.fip.unesa.ac.id, Surabaya – Indonesia dikenal sebagai
negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan agama. Namun, di tengah
keberagaman ini, masih sering terjadi ketegangan sosial akibat kurangnya
pemahaman dan toleransi antar kelompok. Bentrokan antar etnis, diskriminasi, dan
sikap eksklusif kerap muncul di berbagai tempat, mulai dari lingkungan
pendidikan hingga masyarakat luas. Perbedaan yang seharusnya menjadi kekuatan
justru sering kali menjadi pemicu konflik. Sebab kurangnya edukasi tentang
keberagaman menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk situasi ini.
Banyak orang tumbuh dalam lingkungan yang homogen, sehingga kurang memahami
cara berinteraksi dengan kelompok lain yang berbeda latar belakang budaya atau
agama. Dalam kondisi seperti ini, pendidikan multikultural menjadi penting
untuk membangun kesadaran, pemahaman, dan sikap saling menghargai di tengah
perbedaan.
Pendidikan multikultural bertujuan agar masyarakat dan peserta didik
melihat keberagaman sebagai kekayaan, bukan ancaman. Indonesia memiliki lebih
dari 1.300 kelompok etnis dengan adat dan bahasa yang berbeda. Jika tidak ada
pemahaman yang baik, perbedaan ini bisa menimbulkan prasangka dan
kesalahpahaman. Pendidikan yang inklusif dan berbasis nilai-nilai multikultural
dapat membantu membangun sikap saling menghormati dan mengurangi potensi
konflik.
Kasus intoleransi dan diskriminasi masih sering terjadi, baik dalam
bentuk ujaran kebencian, ketidakadilan dalam pendidikan, maupun perpecahan
sosial. Oleh karena itu, sistem pendidikan harus mengambil peran lebih besar
dalam menanamkan nilai-nilai keberagaman sejak dini. Sekolah dapat menerapkan
kurikulum yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, sehingga siswa dapat
memahami dan menghargai perbedaan. Selain itu, kegiatan interaksi antarbudaya
seperti festival seni, pertukaran pelajar, atau diskusi lintas agama bisa
menjadi sarana efektif dalam memperkuat pemahaman dan toleransi di kalangan
generasi muda.
Namun, tantangan dalam penerapan pendidikan multikultural tetap ada.
Beberapa kelompok masih menunjukkan resistensi terhadap perubahan ini, dan
dukungan kebijakan dari pemerintah pun masih perlu diperkuat. Meski demikian,
jika pendidikan multikultural diterapkan secara konsisten, akan lahir generasi
yang lebih terbuka, toleran, dan mampu hidup berdampingan dengan damai dalam
keberagaman. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan, masyarakat
Indonesia dan peserta didiknya diharapkan semakin solid dalam menjaga
persatuan, membangun keharmonisan, dan menjadikan keberagaman sebagai kekuatan
utama bangsa.