Peran Pendidikan dalam Krisis Moral di Kalangan Generasi Muda

S2dikdas.fip.unesa.ac.id. SURABAYA— Krisis moral di kalangan
generasi muda semakin menjadi perhatian di berbagai daerah di Indonesia.
Fenomena ini terlihat dari meningkatnya kasus kenakalan remaja, perundungan di
sekolah, penyalahgunaan media sosial, serta menurunnya rasa hormat terhadap
orang tua dan guru. Tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam
kehidupan sosial dan dunia maya, banyak ditemukan perilaku yang mencerminkan
menurunnya nilai-nilai etika dan moral. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran
akan masa depan bangsa, di mana generasi muda seharusnya menjadi penerus yang
memiliki karakter kuat dan bertanggung jawab. Dalam situasi ini, pendidikan
memegang peran krusial dalam membentuk moral generasi muda agar mereka tidak
hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki nilai-nilai etika yang
kuat.
Krisis moral yang terjadi saat ini tidak muncul begitu saja. Salah
satu faktor utama adalah perkembangan teknologi dan globalisasi yang membuat
anak muda lebih mudah mengakses informasi tanpa kontrol yang cukup. Paparan
terhadap konten negatif, seperti kekerasan, ujaran kebencian, dan gaya hidup
hedonis, semakin memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Selain itu, sistem
pendidikan yang lebih fokus pada pencapaian akademik sering kali mengabaikan
pendidikan karakter, sehingga siswa kurang mendapatkan bimbingan tentang
nilai-nilai moral. Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak juga menjadi
faktor yang memperparah kondisi ini. Banyak orang tua yang sibuk dengan
pekerjaan sehingga kurang memberikan perhatian pada perkembangan moral anak
mereka.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki tanggung jawab
besar dalam membentuk karakter siswa. Pendidikan moral seharusnya tidak hanya
diajarkan dalam mata pelajaran tertentu, tetapi juga diintegrasikan dalam
seluruh aspek pembelajaran. Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa,
menunjukkan sikap disiplin, kejujuran, dan rasa tanggung jawab. Selain itu,
sekolah dapat memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis nilai moral,
seperti pramuka, bakti sosial, dan kegiatan diskusi yang mengajarkan pentingnya
etika dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pendidikan karakter di sekolah tidak akan efektif tanpa
dukungan dari keluarga dan masyarakat. Orang tua harus lebih terlibat dalam
mendidik anak-anak mereka, memberikan contoh nyata tentang bagaimana bersikap
baik dan bertanggung jawab. Di sisi lain, masyarakat juga berperan dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral generasi muda.
Lingkungan sosial yang positif, kegiatan keagamaan, serta budaya saling
menghormati dapat membantu membentuk karakter yang lebih baik pada anak-anak
dan remaja.
Pendidikan adalah kunci utama dalam menghadapi krisis moral di
kalangan generasi muda. Namun, upaya ini tidak bisa hanya dibebankan pada
sekolah, melainkan harus melibatkan semua pihak, termasuk keluarga dan
masyarakat. Dengan pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan pada akademik
tetapi juga nilai-nilai moral, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang
tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu
berkontribusi positif bagi masyarakat.
Penulis: Shevila Salsabila Al Aziz