Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

s2diksas.fip.unesa.ac.id, Surabaya – Pembelajaran di sekolah sering
kali masih didominasi oleh metode ceramah yang kurang melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini menjadi perhatian bagi para
pendidik yang ingin meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih interaktif
dan menantang bagi siswa. Di salah satu
sekolah menengah di Indonesia, guru mulai menerapkan pembelajaran berbasis
masalah sebagai solusi. Metode ini mengajak siswa untuk berpikir secara
analitis dengan menghadapi situasi nyata yang membutuhkan pemecahan. Siswa
diajak berdiskusi, mencari informasi, dan mengembangkan argumen berdasarkan
fakta yang ada.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pusat dalam proses belajar, dengan menghadapkan
mereka pada suatu permasalahan nyata yang harus diselesaikan. Metode ini
mendorong siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, dan
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam
pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam
mengeksplorasi masalah, mencari informasi, serta merancang solusi yang
inovatif. Proses pembelajaran biasanya dimulai dengan penyajian sebuah skenario
atau kasus yang menantang, yang memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam
tentang topik yang dipelajari.
Melalui diskusi kelompok, penelitian mandiri, serta refleksi, siswa
belajar untuk menghubungkan teori dengan praktik, meningkatkan kemampuan
analitis, serta mengembangkan keterampilan komunikasi. Dengan demikian,
pembelajaran berbasis masalah tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep, tetapi
juga membangun kemandirian belajar dan kesiapan siswa dalam menghadapi
tantangan dunia nyata.
Penerapan metode ini menunjukkan hasil yang positif. Siswa lebih
aktif dalam bertanya, mengemukakan pendapat, serta menghubungkan konsep yang
mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran
berbasis masalah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa.