Peran Guru dalam Meningkatkan Literasi Siswa

S2dikdas.fip.unesa.ac.id. SURABAYA — Rendahnya tingkat literasi di
kalangan pelajar Indonesia masih menjadi persoalan mendesak di dunia
pendidikan. Masalah ini tidak hanya terjadi di daerah terpencil, tetapi juga di
kawasan perkotaan yang memiliki akses teknologi dan informasi. Di tengah
situasi ini, guru menjadi aktor kunci dalam membentuk kemampuan literasi siswa
sejak dini, baik di tingkat sekolah dasar hingga menengah.
Di sejumlah sekolah di Indonesia, terutama di tingkat dasar, banyak
siswa belum mampu memahami bacaan dengan baik. Guru di sekolah-sekolah ini
menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak terbiasa membaca buku
secara mandiri dan hanya membaca ketika diminta. Padahal, literasi merupakan
kemampuan dasar yang mendasari keberhasilan dalam semua mata pelajaran.
Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing yang membentuk
pola pikir dan karakter siswa. Dalam hal literasi, guru memiliki peran penting
sebagai fasilitator yang mengenalkan siswa pada dunia membaca dan menulis
secara menyenangkan. Mereka bertanggung jawab menciptakan suasana belajar yang
mendukung budaya literasi serta membekali siswa dengan keterampilan berpikir
kritis dan analitis. Untuk menumbuhkan minat baca dan literasi siswa, banyak
guru mulai menerapkan berbagai strategi, antara lain:
·
Membiasakan siswa membaca
harian, dengan program 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai.
·
Menerapkan metode pembelajaran
berbasis teks, seperti membuat ringkasan bacaan, resensi buku, hingga diskusi
kelompok berdasarkan bahan bacaan.
·
Menciptakan lingkungan belajar
yang mendukung literasi, seperti menyediakan pojok baca di kelas, membuat
perpustakaan mini, dan melibatkan siswa dalam kegiatan literasi sekolah.
·
Menggunakan media digital seperti
e-book, video edukatif, dan aplikasi membaca untuk meningkatkan ketertarikan
siswa terhadap bacaan.
Meskipun peran guru sangat penting, mereka tidak bisa bekerja
sendiri. Masih banyak guru yang menghadapi keterbatasan akses terhadap bahan
bacaan, minimnya pelatihan literasi, hingga kurangnya dukungan dari lingkungan
sekolah dan orang tua. Oleh karena itu, kerja sama antara sekolah, pemerintah,
dan keluarga sangat dibutuhkan agar upaya guru dalam meningkatkan literasi
dapat berhasil.
Guru adalah ujung tombak dalam meningkatkan literasi siswa. Melalui
pendekatan kreatif, keteladanan, dan strategi yang tepat, guru dapat menjadi
agen perubahan dalam membangun budaya literasi di sekolah. Dukungan dari
berbagai pihak akan memperkuat peran guru dan menciptakan generasi yang cakap
literasi, siap menghadapi tantangan zaman.
Penulis: Shevila Salsabila Al Aziz