Peran Sekolah dalam Menyediakan Dukungan Psikososial

S2dikdas.fip.unesa.ac.id. SURABAYA — Di tengah meningkatnya tekanan
hidup dan tantangan sosial yang dihadapi generasi muda saat ini, masalah
psikososial menjadi isu penting yang tidak bisa diabaikan, terutama di
lingkungan sekolah. Banyak siswa di Indonesia, baik di sekolah dasar maupun
menengah, mengalami kesulitan dalam menghadapi tekanan emosional, seperti stres
akademik, masalah keluarga, hingga perundungan dari teman sebaya. Di sinilah
peran sekolah menjadi krusial sebagai tempat kedua setelah rumah yang mampu
menyediakan dukungan psikososial secara memadai.
Sekolah tidak lagi hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan,
tetapi juga harus berperan sebagai tempat yang aman dan nyaman secara emosional
bagi peserta didiknya. Guru, wali kelas, dan tenaga konselor sekolah menjadi
garda terdepan dalam mendeteksi dan menangani permasalahan psikososial siswa.
Sayangnya, belum semua sekolah memiliki sistem atau sumber daya yang memadai
untuk menjawab kebutuhan ini.
Dukungan psikososial sangat penting karena kondisi mental dan
emosional yang sehat merupakan pondasi utama bagi proses belajar yang efektif.
Siswa yang merasa aman, didengar, dan dihargai akan lebih mudah fokus dan
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Sebaliknya, siswa yang menghadapi
tekanan psikologis tanpa pendampingan berisiko mengalami gangguan belajar,
perilaku menyimpang, bahkan putus sekolah. Beberapa strategi yang dapat
diterapkan sekolah dalam menyediakan dukungan psikososial antara lain:
·
Menyediakan layanan konseling
yang aktif dan mudah diakses oleh siswa. Konselor sekolah dapat menjadi tempat
aman bagi siswa untuk mengungkapkan keluh kesah atau tekanan yang mereka alami.
·
Membekali guru dengan pelatihan
dasar psikologi anak dan remaja. Guru perlu dibekali pemahaman tentang
tanda-tanda gangguan emosional agar dapat memberikan respon yang tepat.
·
Membangun lingkungan sekolah
yang ramah, inklusif, dan bebas dari kekerasan. Ini bisa diwujudkan melalui
program anti-bullying, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kerja sama,
serta budaya saling menghargai.
·
Melibatkan orang tua dan
komunitas. Sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan bahwa
dukungan yang diberikan tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah, tetapi juga
berkelanjutan di rumah.
Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks, sekolah dituntut tidak
hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga mengutamakan kesejahteraan
psikologis siswa. Mewujudkan sekolah yang memberikan dukungan psikososial bukan
hanya sebuah pilihan, melainkan keharusan. Karena hanya dengan siswa yang sehat
secara mental dan emosional, proses pendidikan bisa berjalan secara utuh dan
bermakna.
Penulis: Shevila Salsabila Al Aziz