Sekolah Ramah Anak, Disiplin Penuh Makna

s2dikdas.fip.unesa.ac.id,
Surabaya — Budaya disiplin memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan,
terutama dalam membentuk karakter dan sikap tanggung jawab siswa sejak usia
dini. Di tingkat sekolah dasar (SD), anak-anak sedang berada dalam masa
pembentukan nilai dan kebiasaan, di mana mereka sangat responsif terhadap
pembelajaran yang melibatkan contoh nyata dan interaksi positif. Dengan
mengenalkan nilai-nilai disiplin secara tepat dan ramah anak, siswa diajak
untuk memahami pentingnya mematuhi aturan, menghargai waktu, serta menjaga
tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan. Hal ini turut menciptakan suasana
belajar yang aman, tertib, dan mendukung perkembangan emosional serta sosial
anak. Berbagai kegiatan seperti penyusunan aturan bersama, pemberian penguatan
positif, hingga pendekatan restoratif bukan hanya menyenangkan, tetapi juga
memberi dampak besar dalam membentuk karakter siswa. Mengintegrasikan budaya
disiplin yang ramah anak ke dalam kehidupan sekolah memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar yang mendukung perkembangan empati, kemandirian, dan
tanggung jawab siswa.
Strategi
Membangun Budaya Disiplin yang Ramah Anak di Sekolah Dasar:
1. Membuat
Aturan Bersama
Melibatkan
siswa dalam menyusun aturan kelas memberi mereka rasa kepemilikan dan tanggung
jawab. Ketika anak merasa didengar dan berperan dalam menentukan aturan, mereka
cenderung lebih patuh dan sadar terhadap pentingnya aturan tersebut.
2. Memberi
Teladan yang Konsisten
Guru
dan seluruh warga sekolah perlu menjadi contoh nyata dalam bersikap disiplin.
Keteladanan yang konsisten akan membantu siswa memahami makna disiplin tidak
hanya sebagai aturan, tetapi sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari.
3. Menggunakan
Penguatan Positif
Memberikan
apresiasi terhadap perilaku disiplin, seperti datang tepat waktu atau
menyelesaikan tugas dengan baik, dapat mendorong anak untuk mengulangi perilaku
tersebut. Penguatan ini bisa berupa pujian, bintang prestasi, atau bentuk
sederhana lainnya yang bermakna.
4. Menerapkan
Pendekatan Restoratif
Ketika
terjadi pelanggaran aturan, ajak siswa berdialog dan merefleksikan
perbuatannya. Pendekatan ini membantu anak memahami akibat dari tindakannya dan
memperbaiki kesalahan dengan cara yang membangun, bukan dengan rasa takut.
Secara
keseluruhan, membangun budaya disiplin yang ramah anak tidak hanya memperkuat
nilai-nilai karakter siswa, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang
aman, nyaman, dan penuh makna. Integrasi budaya ini dalam keseharian di sekolah
dasar memungkinkan anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab,
peduli, dan mandiri. Oleh karena itu, penting bagi setiap sekolah untuk terus
mengembangkan pendekatan disiplin yang tidak hanya efektif, tetapi juga
menghargai hak dan kebutuhan perkembangan anak.
###
Penulis: Sevian
Dokumentasi: Freepik