Teori Belajar Konstruktivisme dalam Konteks Pendidikan Siswa Sekolah Dasar

s2ikdas fip.unesa.ac.id - Surabaya.
Teori konstruktivisme adalah pendekatan yang banyak digunakan dalam pendidikan
modern, terutama dalam pendidikan dasar. Teori ini menekankan bahwa siswa
membangun pengetahuan secara aktif melalui pengalaman dan interaksi mereka
dengan lingkungan mereka, bukan secara pasif dari guru ke siswa.
Jean Piaget, seorang psikolog asal
Swiss yang mengatakan bahwa anak-anak belajar secara bertahap melalui proses
asimilasi dan akomodasi, adalah tokoh utama dari teori ini. Piaget membagi perkembangan kognitif anak-anak
menjadi beberapa tahap. Pada usia sekolah dasar (sekitar 7 hingga 11 tahun),
anak-anak berada di tahap operasional konkret, di mana mereka belajar paling
baik melalui kegiatan nyata, eksplorasi langsung, dan pemecahan masalah
sederhana.
Selain Piaget, konstruktivisme juga
dipengaruhi oleh Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia. Vygotsky menekankan
bahwa interaksi sosial dan budaya sangat penting untuk pembelajaran. Ia memperkenalkan ide Zona Perkembangan
Proksimal (ZPD), yang merupakan jarak antara apa yang dapat dilakukan anak
dengan bimbingan orang dewasa atau teman sebaya dan apa yang dapat mereka capai
sendiri. Dengan demikian, di sekolah dasar, guru harus merancang pembelajaran
yang sulit tetapi dapat dicapai dengan dukungan yang tepat.
Kegiatan seperti diskusi kelompok,
proyek kolaboratif, eksperimen sains, dan refleksi sehari-hari adalah beberapa
contoh implementasi konstruktivisme dalam pembelajaran siswa SD. Sebagai contoh, dalam pelajaran tentang
siklus air, siswa diminta untuk melihat hujan, mengumpulkan informasi, dan
kemudian membuat kesimpulan sendiri. Proses ini mengikuti pendekatan
Piaget. Sedangkan pendekatan Vygotsky,
guru mendorong kerja sama siswa, memberikan instruksi awal, dan secara bertahap
mengurangi dukungan saat siswa mulai mandiri.
Dalam pembelajaran konstruktivisme,
guru tidak berfungsi sebagai penyampai informasi utama sebaliknya, guru
berfungsi sebagai fasilitator yang membantu membuat lingkungan belajar yang
menarik, menantang, dan relevan. Kelebihan metode ini adalah siswa memperoleh
rasa percaya diri, kemampuan berpikir kritis, dan motivasi intrinsik. Di sisi
lain metode ini mengalami tantangan, yakni guru harus mampu memahami fase
perkembangan siswa dan membuat pengalaman belajar yang sesuai.
Dengan demikian, dii sekolah dasar,
pendekatan konstruktivisme dari Piaget dan Vygotsky mengajarkan siswa untuk
membangun sikap dan cara berpikir yang berguna untuk belajar sepanjang hidup.
Penulis: Sabila Widyawati
Ilustrasi: Pinterest