Dinamika Penggunaan AI di Kalangan Calon Guru SD
s2dikdas.fip.unesa.ac.id, Surabaya--Perkembangan kecerdasan buatan (AI)
semakin merambah dunia pendidikan, termasuk dalam pelatihan calon guru sekolah
dasar (SD). AI memberikan berbagai kemudahan dalam proses pembelajaran dan
pengajaran, mulai dari pembuatan materi interaktif hingga analisis hasil
belajar siswa. Dengan pemanfaatan AI yang tepat, calon guru dapat lebih efektif
dalam merancang strategi pembelajaran yang inovatif.
Salah satu manfaat utama AI bagi calon guru adalah kemampuannya dalam
menyediakan referensi materi ajar yang beragam. Platform berbasis AI seperti
ChatGPT, Quillionz, dan ScribeSense membantu dalam pembuatan soal, rangkuman
materi, serta analisis kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini
memungkinkan calon guru untuk menyusun metode pembelajaran yang lebih adaptif
dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Selain itu, AI juga berperan dalam simulasi pembelajaran. Dengan adanya
teknologi seperti virtual classroom dan chatbot edukatif, calon guru dapat
berlatih mengajar dalam lingkungan digital sebelum terjun langsung ke dalam
kelas. Simulasi ini membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan mengajar
dan memahami dinamika interaksi dengan siswa.
Namun, penggunaan AI dalam pendidikan juga menghadapi berbagai tantangan.
Tidak semua calon guru memiliki akses atau pemahaman yang cukup tentang
teknologi AI. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa terlalu mengandalkan AI dapat
mengurangi kreativitas dan sentuhan personal dalam mengajar. Oleh karena itu,
perlu adanya keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pendekatan pedagogis
yang berbasis pada interaksi manusia.
Dengan perkembangan AI yang semakin pesat, calon guru SD diharapkan dapat
terus beradaptasi dan memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Melalui
penggunaan AI yang bijak dan terarah, mereka dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik serta
efektif bagi siswa.