AI Sebagai Sarana Pengembangan Kurikulum Berbasis Budaya Lokal: Studi Kasus Etnopedagogi di Sekolah Dasar

S2dikdas.fip.unesa, SURABAYA- Di zaman digital ini, kecerdasan buatan (AI) semakin memiliki peranan krusial dalam berbagai sektor, termasuk dalam dunia pendidikan. Salah satu metode inovatif yang bisa diterapkan lewat AI adalah pengembangan kurikulum yang menekankan budaya lokal. Artikel ini membahas bagaimana AI dapat berfungsi sebagai alat dalam merancang kurikulum yang berlandaskan etnopedagogi, dengan penekanan pada implementasinya di tingkat sekolah dasar.
Pentingnya Kurikulum Berbasis Budaya Lokal
Kurikulum yang berfokus pada budaya lokal dirancang untuk mempertahankan nilai-nilai budaya daerah sambil memperkuat identitas peserta didik. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip etnopedagogi yang mengintegrasikan kebijaksanaan lokal dalam proses pembelajaran. Di tingkat sekolah dasar, penerapan kurikulum seperti itu dapat membantu siswa mengenali, memahami, dan menjaga tradisi kebudayaan mereka sejak usia dini.
Namun, tantangan utama dalam pelaksanaan kurikulum berbasis budaya lokal adalah bagaimana cara mengidentifikasi, menyusun, dan menyampaikan konten kebijaksanaan lokal secara sistematis serta relevan dengan standar pendidikan nasional. Di sinilah AI muncul sebagai solusi.
Peran AI dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Budaya
Lokal
AI memiliki kemampuan
untuk menganalisis data dengan cepat dan menyeluruh, menjadikannya alat yang
efisien untuk merancang kurikulum berbasis budaya lokal. Berikut adalah
beberapa kontribusi AI dalam mendukung pengembangan etnopedagogi di sekolah
dasar:
- Digitalisasi dan
Dokumentasi Budaya Lokal
AI
dapat dimanfaatkan untuk mendokumentasikan berbagai tradisi, bahasa daerah,
cerita rakyat, dan seni lokal. Teknologi seperti Pemrosesan Bahasa Alami
(Natural Language Processing/NLP) membantu menganalisis dan mengubah data
budaya menjadi materi pembelajaran interaktif.
- Personalisasi
Pembelajaran
Melalui
analisis data siswa, AI dapat mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan individu. Contohnya, siswa dari daerah tertentu dapat
mempelajari kebudayaan lokal mereka dengan lebih mendetail melalui modul yang
disesuaikan dengan latar belakang mereka.
- Pengembangan Media
Pembelajaran
Teknologi AI seperti pembelajaran mesin (machine learning) dapat menghasilkan konten multimedia, seperti video animasi, simulasi virtual, atau permainan edukatif yang menampilkan tema budaya lokal.
- Pemantauan dan Evaluasi
Kurikulum
AI dapat digunakan untuk menilai efektivitas kurikulum berbasis budaya lokal dengan bantuan analisis data pembelajaran. Temuan evaluasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan dan menyempurnakan kurikulum di masa yang akan datang.
Studi Kasus: Implementasi Etnopedagogi di Sekolah Dasar
Sebagai contoh, sebuah sekolah dasar di Sulawesi Selatan berhasil mengintegrasikan budaya lokal Bugis ke dalam kurikulumnya. Dengan dukungan AI, sekolah tersebut mendigitalisasi cerita rakyat Bugis dalam bentuk e-book dan video interaktif.
Selain itu, AI juga digunakan untuk memetakan pemahaman siswa terhadap materi budaya lokal. Berdasarkan data yang terkumpul, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif. Lebih lanjut, AI memungkinkan siswa untuk belajar melalui aplikasi berbasis permainan (game-based learning) yang mencakup unsur-unsur budaya Bugis, seperti bahasa daerah dan tradisi seni tari.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meski menawarkan banyak keuntungan, penggunaan AI dalam pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal yang menuju tantangan, di antaranya:
● Keterbatasan Infrastruktur
Teknologi
Tidak
semua sekolah, khususnya di daerah terpencil, memiliki akses ke teknologi AI.
● Kurangnya Sumber Daya Manusia
Guru dan tenaga pendidik memerlukan pelatihan khusus untuk mengoperasikan teknologi AI.
Namun, dengan dukungan pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal, tantangan ini dapat teratasi. Prospek yang cerah menunjukkan bahwa AI berpotensi besar untuk merevolusi pendidikan berbasis budaya, menciptakan generasi muda yang tidak hanya unggul dalam aspek akademis tetapi juga terhubung dengan budaya mereka.
Pemanfaatan AI dalam
pengembangan kurikulum yang berbasis budaya lokal membuka peluang baru untuk
memperkuat identitas budaya di tengah arus globalisasi. Dengan pendekatan
etnopedagogi, sekolah dasar dapat berperan sebagai garda terdepan dalam
melestarikan dan mengembangkan kebijaksanaan lokal. Integrasi antara teknologi
dan budaya ini bukan sekadar inovasi, tetapi juga merupakan investasi untuk
masa depan bangsa.
###
Penulis : Reynaldo
gambar : Pinterest