Peran Guru dan Orang Tua dalam Membentuk Karakter Islami Siswa Menjelang Ramadhan

s2dikdas.fip.unesa.ac.id SURABAYA – Menjelang Ramadhan 2025, sinergi antara guru dan orang tua menjadi kunci utama dalam membentuk karakter Islami siswa sekolah dasar (SD). Pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman diterapkan baik di sekolah maupun di rumah agar anak memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ibadah dan akhlak mulia.
Pendekatan di Sekolah
Guru berperan sebagai fasilitator dalam mengenalkan
nilai-nilai Islami melalui pembelajaran tematik Ramadhan. Metode yang
diterapkan meliputi pembiasaan salat berjamaah, hafalan doa harian, serta
kegiatan berbagi seperti sedekah bersama. Selain itu, guru juga menggunakan
media interaktif seperti video edukasi dan permainan islami untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
Dukungan Orang Tua di Rumah
Orang tua memiliki peran penting dalam memperkuat
nilai-nilai Islami yang diajarkan di sekolah. Kegiatan seperti tadarus
Al-Qur'an bersama, diskusi tentang kisah Nabi, serta penerapan akhlak Islami
dalam kehidupan sehari-hari menjadi bagian dari pembelajaran di rumah. Dengan
adanya dukungan penuh dari orang tua, karakter Islami anak dapat berkembang
lebih baik.
Kolaborasi antara Sekolah dan Keluarga
Agar pembentukan karakter Islami lebih efektif, sekolah
mengadakan program kolaboratif seperti parenting class bertema Ramadhan,
webinar pendidikan karakter, serta tantangan ibadah keluarga. Program ini
bertujuan untuk menciptakan keselarasan dalam mendidik anak-anak agar menjadi
pribadi yang berakhlak mulia.
Dengan kerja sama antara guru dan orang tua, diharapkan
siswa SD dapat menjalani Ramadhan dengan penuh kesadaran dan semangat
beribadah, sehingga nilai-nilai Islami tertanam kuat dalam kehidupan mereka.