Ajari Siswa Sekolah Dasar Dengan Media Pembelajaran Dari Pilkada

s2dikdas.fip.unesa.ac.id-SURABAYA Pemilu 2024 tidak hanya menjadi ajang penting bagi demokrasi Indonesia, tetapi juga memberikan peluang yang besar untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Data pemilu, seperti hasil penghitungan suara, tingkat partisipasi pemilih, hingga distribusi geografis, dapat digunakan sebagai bahan ajar matematika yang relevan. Melalui visualisasi dalam bentuk grafik dan diagram, siswa SD dapat belajar konsep matematika dengan cara yang lebih menarik, sekaligus mengenal proses demokrasi sejak dini.
Peluang Pemanfaatan Data Pemilu dalam Pembelajaran
Pembelajaran matematika pada tingkat SD seringkali
lebih efektif jika dihubungkan dengan konteks nyata. Berikut adalah beberapa
contoh penerapan data pemilu dalam pembelajaran:
- Pengenalan Grafik dan
Diagram
Data perolehan suara tiap kandidat dapat divisualisasikan menjadi grafik batang, sementara proporsi pemilih laki-laki dan perempuan dapat diilustrasikan melalui diagram lingkaran. - Perhitungan Persentase
Siswa dapat berlatih menghitung persentase suara yang diterima oleh masing-masing kandidat atau persentase tingkat partisipasi pemilih terhadap total jumlah pemilih terdaftar.
- Analisis
Data Sederhana
Dengan menggunakan grafik atau diagram, siswa dapat belajar menafsirkan data untuk menemukan pola, seperti wilayah dengan tingkat partisipasi tertinggi atau kandidat dengan suara terbanyak di suatu daerah.
Contoh Kasus: Pemilu di Jawa Barat
Data pemilu dari Provinsi Jawa Barat menunjukkan
tingkat partisipasi yang beragam antar kabupaten/kota. Sebagai contoh,
Kabupaten A memiliki tingkat partisipasi 75%, sementara Kabupaten B hanya 60%.
Informasi ini dapat diolah menjadi grafik batang sederhana dan dijadikan bahan
diskusi untuk membantu siswa memahami konsep perbandingan data.
Manfaat Pendekatan Kontekstual Ini
- Integrasi Matematika dan
Kehidupan Nyata
Siswa belajar memahami bahwa angka bukan hanya teori, tetapi memiliki aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. - Peningkatan Literasi
Kewarganegaraan
Pendekatan ini memperkenalkan siswa pada pentingnya partisipasi dalam pemilu dan proses demokrasi secara umum. - Motivasi
Belajar yang Lebih Tinggi
Materi yang relevan dengan situasi terkini dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa, sehingga mereka lebih antusias belajar.
Tantangan dan Solusi
Salah satu kendala utama adalah kesulitan guru dalam
mengakses dan menyederhanakan data. Solusi yang dapat diterapkan adalah
kolaborasi antara KPU dan lembaga pendidikan untuk menyediakan data yang sudah
dirancang agar mudah digunakan di tingkat sekolah dasar.
Kesimpulan
Penggunaan data pemilu dalam pembelajaran matematika
di SD merupakan inovasi yang tidak hanya memperkuat keterampilan numerasi
siswa, tetapi juga menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini. Grafik dan
diagram dari data pemilu dapat membantu siswa memahami konsep matematika dengan
lebih mudah sekaligus mempersiapkan mereka sebagai generasi yang melek
demokrasi.
Daftar Pustaka
- Zahro, F., Patonah, S., Rofiatun, N., Semarang, U. P., Sidodadi,
J., No, T., & Tengah, J. (2024). Analisis Kesulitan Belajar Matematika
pada Materi Diagram Batang Siswa Kelas IV SDN Kalicari 01 Semarang. 5(3),
4142–4152.
- Lestari, Y. E., Maulina, D. Y., Yusuf, M., Guru, P. P., Sriwijaya,
U., Selatan, P. S., Palembang, K., Selatan, P. S., & Lestari, Y. E.
(2024). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV C pada
Pembelajaran Matematika Melalui Media “ PADI ” ( Papan Diagram ) di SDN
242 Palembang. 2(2), 1333–1339.
- Komariyah, N. (2021). Pengaruh Media PADI ( Papan Diagram ) terhadap Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V guru matematika agar dapat mengatasi verbalisme , mengatasi minat belajar siswa . Sebagai guru kita diharapkan mampu. 706–726
Penulis: Reynaldo