Dari Tradisi ke Teknologi: Bagaimana AI Mendukung Pendidikan Multikultural Berbasis Etnopedagogi

S2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA- Pendidikan multikultural telah menjadi sentral dalam upaya menciptakan keharmonisan dalam masyarakat yang beragam. Di sisi lain, etnopedagogi – metode pendidikan yang menekankan nilai-nilai budaya dan tradisi lokal – memberikan solusi untuk membangun identitas budaya dengan tetap menghormati keberagaman. Namun, di era teknologi yang semakin maju, muncul pertanyaan: bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat berkontribusi dalam mengintegrasikan tradisi lokal ke dalam pendidikan etnografi?
AI adalah jembatan antara teknologi dan budaya
Kecerdasan buatan
mempunyai potensi besar untuk mendukung pendidikan berbasis budaya lokal.
Dengan kemampuan pemrosesan data tingkat lanjut, AI dapat:
- Mendigitalkan warisan
budaya lokal
AI dapat digunakan untuk mendokumentasikan cerita rakyat, bahasa daerah, kesenian tradisional, dan praktik budaya lokal lainnya. Misalnya, algoritma pengenalan suara dan gambar dapat mengarsipkan dialek lokal yang terancam punah atau merekam tarian dan musik tradisional dalam format digital.
- Membangun Kurikulum
Berbasis Kecerdasan Lokal
AI dapat menganalisis kebutuhan pendidikan komunitas tertentu dan merancang kurikulum berdasarkan budaya lokal. Misalnya, dengan menggunakan pembelajaran mesin, sistem AI dapat mengidentifikasi topik-topik utama dari tradisi lokal yang relevan untuk pengajaran di sekolah.
- Pembelajaran lintas
budaya yang dipersonalisasi
AI dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang dipersonalisasi untuk siswa dari budaya berbeda. Melalui analisis data, AI dapat membuat materi yang disesuaikan dengan preferensi budaya dan gaya belajar siswa.
Contoh penerapan AI dalam pedagogi etnografi
● Pelestarian bahasa daerah
menggunakan NLP (Natural Language Processing)
Beberapa platform menggunakan AI untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran bahasa bahasa daerah. Teknologi ini memungkinkan siswa mempelajari bahasa tradisional melalui aplikasi yang menyenangkan dan interaktif.
● Virtual reality (VR) untuk
pengalaman budaya
AI dapat menggunakan realitas virtual untuk membuat simulasi lingkungan budaya tertentu. Misalnya, siswa dapat “mengunjungi” desa adat atau upacara adat melalui teknologi VR, memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan menarik.
● Cerita rakyat digital dengan
chatbots
Chatbot yang didukung AI dapat digunakan untuk menceritakan dongeng lokal, dengan interaksi yang melibatkan siswa sebagai bagian dari cerita.
Tantangan dan peluang
Meskipun memiliki
potensi besar, penerapan AI dalam pendidikan berdasarkan pedagogi etnografi
bukannya tanpa tantangan:
- Keterbatasan
infrastruktur
Di
beberapa daerah, akses terhadap teknologi masih menjadi kendala.
- Etika data dan privasi
Kehati-hatian
harus diberikan saat menggunakan data budaya lokal untuk menghindari
eksploitasi.
- Kurangnya pemahaman
tentang AI dan budaya lokal
Pengembang teknologi seringkali kurang memahami sifat budaya yang ingin mereka digitalkan.
Namun, peluang untuk memperkaya pendidikan dengan memanfaatkan AI juga penting, terutama jika kolaborasi antara komunitas lokal, pendidik, dan pengembang teknologi dapat ditingkatkan.
AI bukan hanya alat
teknologi tetapi juga jembatan yang memungkinkan tradisi dan teknologi bersatu
dalam pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat mendukung pendidikan
multikultural berdasarkan pedagogi etnis, memperkuat identitas budaya, dan
mendorong keharmonisan dalam masyarakat yang semakin mengglobal. Integrasi ini
memerlukan kesadaran bersama untuk memastikan bahwa tradisi tidak hanya
terpelihara tetapi juga relevan di era digital.
###
Penulis : Reynaldo
Gambar : Pinterest