Implementasi AI untuk Mengukur dan Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa di Sekolah Dasar
s2dikdas.fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Kecerdasan emosional, yang mencakup kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain, telah lama diakui sebagai salah satu indikator keberhasilan belajar siswa. Namun, pengukurannya sering kali menjadi tantangan karena bersifat subjektif dan membutuhkan pendekatan yang mendalam.
Dengan hadirnya
teknologi AI, tantangan ini dapat diatasi dengan cara yang lebih efektif dan
efisien. Teknologi AI dirancang untuk
menganalisis berbagai data siswa, seperti ekspresi wajah, intonasi suara, dan
pola perilaku. Data tersebut kemudian diproses menggunakan algoritma tertentu
untuk memberikan gambaran mendalam tentang kondisi emosional siswa secara real-time.
Tidak
hanya untuk pengukuran, teknologi AI juga dapat dimanfaatkan untuk merancang
kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan emosional siswa.
Berbagai aktivitas berbasis simulasi yang menggunakan AI dirancang untuk
membantu siswa mengatasi situasi-situasi yang memerlukan keterampilan
emosional, seperti pengambilan keputusan dalam situasi sosial yang penuh
tekanan. Aktivitas-aktivitas ini dirancang untuk melatih siswa agar dapat lebih
memahami perasaan mereka sendiri dan orang lain, serta mengelola emosi dalam
berbagai konteks.
Dalam proses
pembelajaran, AI dapat digunakan untuk menyusun aktivitas yang dirancang khusus
untuk melatih keterampilan sosial dan emosional. Misalnya, simulasi berbasis AI
memungkinkan siswa menghadapi skenario kehidupan nyata yang memerlukan
pengambilan keputusan secara emosional.
Teknologi AI
adalah alat, tetapi pendidikan tetaplah tentang manusia. Guru tetap menjadi
faktor kunci dalam proses pembelajaran. Teknologi ini hanya akan sukses jika
didukung oleh guru yang memahami pentingnya kecerdasan emosional.
Masa Depan Pendidikan Dasar yang Lebih Cemerlang
Melihat potensi besar yang dimiliki oleh teknologi AI, diharapkan inovasi
ini dapat diterapkan lebih luas di seluruh Indonesia. Program ini tidak hanya
bertujuan untuk menciptakan generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga
membentuk generasi yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, yang sangat
penting dalam menghadapi tantangan global di masa depan.
Penulis: Dede
Rahayu Adiningtyas