Libur Nasional 2025 sebagai Wahana Etnopedagogi- Kearifan Lokal untuk Siswa SD

Libur nasional 2025 menawarkan peluang yang tak ternilai bagi pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal melalui pendekatan etnopedagogi. Dalam konteks pendidikan dasar, etnopedagogi memungkinkan siswa untuk memahami kebudayaan lokal, mengintegrasikan tradisi dengan pembelajaran, dan membangun identitas budaya sejak dini. Kalender libur nasional yang kaya dengan perayaan budaya, keagamaan, dan nasional menjadi platform ideal untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual. Artikel ini mengupas bagaimana momen libur nasional 2025 dapat dimanfaatkan untuk memperkuat pembelajaran berbasis kearifan lokal, dengan pendekatan kreatif dan interaktif.
Etnopedagogi- Mengapa Penting
untuk Siswa SD?
Etnopedagogi adalah pendekatan
pendidikan yang berakar pada budaya dan nilai-nilai lokal. Untuk siswa sekolah
dasar, pendekatan ini membantu mereka memahami identitas budaya, memperkuat
rasa cinta terhadap tanah air, dan menghormati keberagaman. Menghubungkan
pembelajaran dengan pengalaman nyata berbasis budaya memungkinkan anak-anak
mengembangkan nilai-nilai karakter seperti toleransi, gotong royong, dan
tanggung jawab.
Libur nasional, yang sering
dikaitkan dengan tradisi dan peringatan budaya, menyediakan konteks alami untuk
penerapan etnopedagogi. Misalnya, peringatan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya
Nyepi, atau Hari Waisak dapat digunakan untuk mengenalkan tradisi keagamaan dan
nilai-nilai spiritual. Hari-hari tersebut menjadi waktu yang ideal untuk
mengajarkan toleransi dan keberagaman melalui cerita, permainan, atau kegiatan
seni.
Libur Nasional dan Peluang
Penerapan Etnopedagogi
- Hari Kartini (21 April)- Pada Hari Kartini,
siswa dapat diajak mengenal lebih dalam tentang perjuangan Kartini melalui
cerita rakyat atau teater kecil. Pendidik juga bisa menghubungkan nilai
kesetaraan gender dengan peran perempuan dalam budaya lokal. Misalnya,
siswa dapat belajar tentang tokoh perempuan inspiratif dari daerah
masing-masing dan mendiskusikan peran mereka dalam masyarakat.
- Hari Kemerdekaan (17 Agustus)- Kegiatan
lomba tradisional seperti balap karung, makan kerupuk, atau tarik tambang
dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan makna kerja sama dan semangat juang.
Selain itu, siswa juga bisa diajak membuat karya seni bertema kemerdekaan
dengan menggunakan bahan lokal seperti anyaman bambu atau kain batik.
- Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni)- Libur
ini dapat menjadi momen untuk mengenalkan praktik keberlanjutan berbasis
kearifan lokal, seperti membuat kompos, menanam tumbuhan herbal, atau
mendaur ulang bahan-bahan rumah tangga. Kegiatan ini tidak hanya
memperkenalkan siswa pada pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga
menunjukkan bagaimana budaya lokal mendukung keberlanjutan.
- Hari Raya Keagamaan- Libur keagamaan adalah
momen untuk memperkenalkan tradisi spiritual, kuliner khas, atau seni
lokal yang terkait dengan perayaan tersebut. Misalnya, selama Hari Raya
Galungan, siswa Bali bisa mempelajari makna penjor (hiasan bambu) dan
bagaimana proses pembuatannya menjadi simbol keseimbangan alam dan
manusia.
Metode Interaktif untuk
Pembelajaran Etnopedagogi Selama Liburan
- Eksplorasi Budaya Lokal - Orang tua dan guru
dapat mengajak anak-anak mengunjungi situs budaya, seperti museum, candi,
atau rumah adat. Di sana, siswa dapat belajar tentang sejarah, tradisi,
dan nilai-nilai budaya lokal secara langsung.
- Proyek Seni Berbasis Tradisi - Siswa dapat
diajak membuat kerajinan tangan, seperti wayang dari kulit, lukisan batik,
atau ukiran kayu. Proyek ini tidak hanya mengasah kreativitas mereka,
tetapi juga memperkuat pemahaman terhadap seni dan budaya lokal.
- Cerita Rakyat dan Drama Tradisional - Menceritakan
dongeng atau legenda lokal adalah cara yang efektif untuk mengenalkan
siswa pada nilai-nilai budaya. Kegiatan ini bisa dilengkapi dengan
pementasan drama sederhana yang melibatkan siswa sebagai tokoh cerita.
- Permainan Tradisional - Permainan seperti
congklak, gasing, atau egrang dapat dikenalkan selama liburan. Selain
menyenangkan, permainan ini mengajarkan nilai-nilai kerja sama, ketekunan,
dan sportivitas.
Peran Mahasiswa S2 Pendidikan
Dasar dalam Menerapkan Etnopedagogi
Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar
memiliki peran strategis dalam merancang dan menerapkan kegiatan berbasis
etnopedagogi. Salah satu cara yang efektif adalah dengan membuat modul
pembelajaran tematik yang mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum liburan.
Misalnya, modul "Libur Kemerdekaan dengan Budaya Nusantara" bisa
mencakup aktivitas seperti membuat peta budaya Indonesia, belajar lagu daerah,
atau memasak makanan khas.
Selain itu, mahasiswa juga bisa
melakukan penelitian untuk mengevaluasi dampak kegiatan etnopedagogi terhadap
penguatan karakter siswa. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk
menyempurnakan pendekatan pembelajaran berbasis budaya di masa depan.
Penutup
Libur nasional 2025 adalah
peluang yang kaya untuk menerapkan etnopedagogi sebagai sarana memperkenalkan
kearifan lokal kepada siswa SD. Dengan pendekatan kreatif, liburan tidak hanya
menjadi waktu yang menyenangkan tetapi juga bermakna bagi perkembangan karakter
dan identitas budaya anak. Sebagai pendidik, orang tua, atau mahasiswa S2
Pendidikan Dasar, mari manfaatkan momen ini untuk menciptakan pengalaman
belajar yang tak terlupakan dan mendalam bagi generasi penerus bangsa. Liburan
berbasis etnopedagogi adalah langkah nyata menuju pendidikan yang holistik dan
kontekstual.
Penulis: Annas Solihin,
S.Pd.