Simulasi Hasil Pemilu di Kelas: Pengolah Angka seperti Pusat Penghitungan Suara

Simulasi Pemilu di Kelas: Belajar Demokrasi dan Matematika Sekaligus
Siswa sekolah Dasar belajar tentang demokrasi melalui kegiatan unik berupa simulasi pemilihan ketua kelas. Proyek ini tidak hanya mengajarkan konsep demokrasi, tetapi juga melatih siswa menghitung dan menganalisis data, mirip dengan proses penghitungan suara dalam pemilu.
Miniatur Demokrasi di Kelas
Dalam kegiatan ini, siswa berperan sebagai pemilih, petugas TPS, hingga bagian yang bertugas merekap hasil pemungutan suara. Hal ini memberikan pengalaman langsung tentang proses demokrasi, mulai dari pencalonan hingga penghitungan suara.
“Kami ingin siswa memahami bagaimana demokrasi bekerja, sekaligus melatih kemampuan mereka dalam bekerja sama dan menghitung data,” jelas salah seorang guru, pengajar yang membimbing simulasi ini.
Tahapan Simulasi Pemilu
Proses Pencalonan dan Kampanye
Siswa yang berminat menjadi ketua kelas mengajukan diri dan menyampaikan visi serta misi mereka di depan teman-temannya.Pemungutan Suara
Setiap siswa diberikan kertas suara dan memberikan hak pilihnya secara rahasia, mirip dengan prosedur pemilu sungguhan.Penghitungan Suara
Setelah pemungutan suara selesai, beberapa siswa bertugas menghitung hasil secara manual. Hasil tersebut dicatat di papan tulis, dan guru memastikan tidak ada kesalahan dalam penghitungan.Pengolahan Data
Data hasil pemilu diubah menjadi grafik atau diagram, mengintegrasikan pelajaran matematika dan seni visual. Hal ini membuat siswa lebih mudah memahami konsep statistik.
Manfaat untuk Siswa
Kegiatan ini membantu siswa memahami nilai-nilai demokrasi, pentingnya kerja sama, dan menghormati keputusan bersama. Selain itu, mereka juga berlatih keterampilan berhitung, berpikir analitis, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
“Saya merasa seperti sedang membantu pemilu sungguhan! Kami belajar menghitung suara dan bagaimana bekerja sama,” kata salah satu peserta.
Kesimpulan
Simulasi ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis praktik dapat membuat siswa lebih memahami materi secara mendalam. Diharapkan kegiatan serupa dapat diimplementasikan di sekolah lain untuk memperkenalkan demokrasi dan mengasah kemampuan siswa sejak dini.
Referensi
S. Sasmita, "Peran informasi politik terhadap partisipasi pemilih pemula dalam Pemilu/Pemilukada," Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, vol. 2, no. 1, pp. 217–224, 2011.
N. Rumkel, H. Karianga, and A. Adhyaksa, "PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIH PEMULA MENGENAI PEMILIHAN UMUM DI KALANGAN MAHASISWA," Khairun Journal of Advocacy And Legal Services, vol. 1, no. 2, 2023.
Surbakti, Ramlan, Didik Supriyanto, dan Hasyim Asyari, “Menyerentakkan Waktu Pemilu. Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah”, Kemitraan Bagi Tata Pembaruan Pemerintahan, Jakarta, 2011
Oleh: Reynaldo